Blog Details

HomeKesehatan Umum5 Gejala Cacingan pada Anak yang Sering Diabaikan Orang Tua

5 Gejala Cacingan pada Anak yang Sering Diabaikan Orang Tua

5 Gejala Cacingan pada Anak yang Sering Diabaikan Orang Tua

Mengenali gejala cacingan pada anak sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Infeksi cacing merupakan masalah kesehatan yang sangat umum di kalangan anak-anak, terutama mereka yang aktif bermain di luar ruangan. Namun, banyak orang tua beranggapan bahwa cacingan hanya ditandai dengan tubuh anak yang kurus atau ditemukannya cacing secara kasat mata pada tinja. Padahal, ada banyak sekali gejala lain yang lebih halus dan sering kali luput dari perhatian atau disalahartikan sebagai masalah perilaku atau kondisi kesehatan ringan lainnya. Kelalaian dalam mengenali tanda-tanda awal ini dapat menyebabkan infeksi berlanjut tanpa penanganan, yang pada akhirnya dapat mengganggu proses tumbuh kembang, penyerapan nutrisi, dan bahkan prestasi akademik anak. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk lebih peka dan mengetahui tanda-tanda tersembunyi yang bisa menjadi petunjuk adanya infeksi cacing.

Gejala pertama yang paling khas namun sering salah diartikan adalah rasa gatal yang hebat di sekitar anus (pantat), terutama pada malam hari. Gejala ini merupakan ciri utama dari infeksi cacing kremi, jenis cacing yang paling umum menjangkiti anak-anak. Banyak orang tua mungkin menganggap anak hanya mengalami iritasi kulit biasa atau biang keringat. Namun, jika anak Anda menjadi sangat gelisah saat akan tidur, sering menggaruk pantatnya, atau tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun, ini adalah tanda peringatan yang sangat kuat. Rasa gatal ini disebabkan oleh cacing kremi betina yang bermigrasi dari dalam usus ke area anus untuk bertelur pada malam hari. Akibatnya, kualitas tidur anak terganggu, yang dapat membuatnya lelah dan rewel keesokan harinya.

Selain itu, perhatikan juga perubahan pada pola makan dan kondisi fisik anak. Penurunan nafsu makan yang signifikan adalah gejala umum kedua yang sering diabaikan. Orang tua mungkin berpikir anak mereka hanya sedang melewati fase pemilih makanan atau picky eater. Namun, jika penurunan selera makan ini terjadi secara drastis dan berkelanjutan, ini bisa menjadi pertanda adanya parasit di dalam ususnya. Cacing hidup dengan menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi anak, yang dapat membuat anak merasa kenyang atau mual sehingga tidak mau makan. Dampak langsung dari kompetisi nutrisi ini adalah berat badan anak yang sulit naik atau bahkan menurun, serta penampilan fisik yang terlihat lebih pucat dan kurang bertenaga dari biasanya.

Gejala ketiga adalah keluhan sakit perut yang hilang timbul tanpa penyebab yang jelas. Anak-anak sering mengeluh sakit perut, dan penyebabnya bisa sangat beragam, mulai dari masuk angin hingga salah makan. Namun, sakit perut yang disebabkan oleh cacingan memiliki pola yang khas. Biasanya, anak akan mengeluh nyeri atau tidak nyaman di sekitar area pusar. Rasa sakit ini bisa datang dan pergi, tidak selalu parah, namun cukup mengganggu aktivitasnya. Hal ini terjadi karena keberadaan dan pergerakan cacing di dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan iritasi pada dinding usus. Jika keluhan sakit perut ini terjadi berulang kali tanpa disertai demam atau gejala penyakit lain yang jelas, maka infeksi cacing patut menjadi salah satu kecurigaan utama.

Dampak fisik ini sering kali membawa gejala selanjutnya yang bersifat perilaku dan suasana hati, yang merupakan gejala penyakit cacingan keempat dan kelima yang paling sering terlewatkan. Anak yang terinfeksi cacing cenderung menjadi lebih lesu, mudah lelah, dan tidak seaktif biasanya. Penyerapan nutrisi yang terganggu, terutama zat besi, dapat menyebabkan anemia ringan yang membuat anak kekurangan energi untuk bermain. Di samping itu, kombinasi dari rasa tidak nyaman di perut dan tidur yang tidak berkualitas akibat gatal di malam hari secara alami akan membuat anak menjadi lebih mudah marah, rewel, dan sulit berkonsentrasi. Orang tua mungkin menganggap ini sebagai bagian dari tantrum atau fase perkembangan anak, padahal ini bisa jadi merupakan sinyal dari tubuhnya bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Melihat kelima gejala di atas, jelas bahwa tanda-tanda infeksi cacing bisa sangat tersamar dan menyerupai banyak kondisi lain. Kuncinya adalah memperhatikan adanya pola dari beberapa gejala yang muncul secara bersamaan. Jika Anda mengamati anak Anda menunjukkan beberapa dari tanda-tanda tersebut, langkah terbaik adalah tidak mendiagnosis sendiri atau langsung memberikan obat cacing yang dijual bebas. Segera konsultasikan kecurigaan Anda dengan dokter atau dokter anak. Informasi kredibel mengenai kesehatan anak juga bisa didapatkan dari organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dokter akan melakukan pemeriksaan yang tepat untuk memastikan diagnosis dan memberikan resep obat cacing dengan dosis yang sesuai untuk usia dan berat badan anak. Dengan penanganan yang tepat, cacing dapat dibasmi, dan anak Anda dapat kembali ceria, aktif, dan bertumbuh kembang secara optimal tanpa adanya gejala cacingan pada anak.

About Author

Tim Keluarga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *