Tidak Hanya pada Anak, Ini Gejala dan Risiko Cacingan pada Orang Dewasa

Isu mengenai cacingan pada orang dewasa sering kali terabaikan dan tertutupi oleh stereotip bahwa infeksi parasit ini hanyalah masalah kesehatan anak-anak. Anggapan ini keliru dan berpotensi berbahaya, karena orang dewasa sama rentannya terhadap infeksi cacing, terutama mereka yang tinggal di daerah tropis dengan sanitasi yang belum merata seperti Indonesia. Penularan terjadi melalui jalur yang sama: menelan telur cacing mikroskopis dari makanan, minuman, atau tanah yang terkontaminasi. Namun, karena gejalanya pada orang dewasa sering kali tidak spesifik dan bisa menyerupai keluhan kesehatan umum lainnya, banyak kasus tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Akibatnya, infeksi kronis dapat berkembang dan menimbulkan risiko kesehatan yang lebih serius dibandingkan pada anak-anak, termasuk anemia parah dan masalah penyerapan nutrisi. Mengedukasi diri mengenai gejala dan risiko infeksi cacing pada populasi dewasa adalah langkah penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong diagnosis yang tepat.
Gejala infeksi cacing pada orang dewasa sering kali lebih samar dan mudah disalahartikan. Banyak yang mengaitkan keluhannya dengan stres, kelelahan kerja, atau masalah pencernaan biasa seperti maag atau sindrom iritasi usus (IBS). Salah satu gejala yang paling umum adalah gangguan pencernaan kronis yang tidak kunjung membaik, seperti sakit perut yang hilang timbul tanpa penyebab yang jelas, perut kembung, sering buang gas, serta diare atau sembelit yang bergantian. Tanda lain yang perlu diwaspadai adalah penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, bahkan ketika pola makan tidak berubah. Ini terjadi karena cacing di dalam usus ikut menyerap nutrisi dari makanan yang kita konsumsi. Akibatnya, tubuh bisa kekurangan kalori dan zat gizi penting, yang juga memicu timbulnya gejala lain seperti kelelahan kronis, tubuh terasa lemas, dan kurang berenergi. Gejala spesifik seperti gatal hebat di sekitar anus pada malam hari juga tetap menjadi pertanda kuat infeksi cacing kremi pada orang dewasa.
Jika tidak ditangani, infeksi cacing jangka panjang pada orang dewasa dapat menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan. Salah satu risiko terbesar adalah anemia defisiensi besi. Kondisi ini sangat umum terjadi pada infeksi cacing tambang, yang menempel pada dinding usus dan mengisap darah, menyebabkan kehilangan darah kronis dalam jumlah kecil setiap hari. Gejala anemia meliputi kulit pucat, pusing, sakit kepala, jantung berdebar, dan sesak napas saat melakukan aktivitas ringan. Dalam kasus yang parah, infeksi cacing dalam jumlah besar (terutama cacing gelang) dapat menyebabkan penyumbatan usus, sebuah kondisi darurat medis yang memerlukan pembedahan. Selain itu, infeksi kronis dapat merusak lapisan dinding usus, yang mengarah pada malabsorbsi atau gangguan penyerapan vitamin dan mineral penting lainnya, memperburuk kondisi malnutrisi dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Cara penularan pada orang dewasa sering kali tidak disadari dan terkait erat dengan kebiasaan sehari-hari. Mengonsumsi sayuran mentah seperti lalapan yang tidak dicuci dengan bersih adalah salah satu jalur penularan yang sangat umum. Begitu pula dengan membeli makanan atau minuman dari tempat yang kebersihannya tidak terjamin. Hobi seperti berkebun atau aktivitas apa pun yang melibatkan kontak langsung dengan tanah tanpa menggunakan sarung tangan dapat memaparkan tangan pada telur cacing. Berjalan tanpa alas kaki di atas tanah yang mungkin terkontaminasi juga membuka risiko infeksi cacing tambang. Selain itu, orang dewasa, terutama para orang tua, sangat berisiko tertular cacing kremi dari anak-anak mereka yang terinfeksi. Proses penularan terjadi saat membersihkan anak, membereskan tempat tidur, atau melalui kontak dengan permukaan benda yang telah terkontaminasi telur cacing.
Proses diagnosis infeksi cacing pada orang dewasa sama dengan pada anak-anak dan harus dilakukan oleh dokter. Diagnosis yang akurat tidak bisa ditegakkan hanya berdasarkan gejala. Dokter biasanya akan merekomendasikan pemeriksaan sampel tinja (feses) untuk dianalisis di laboratorium. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan telur atau cacing dewasa. Setelah diagnosis terkonfirmasi, pengobatan akan diberikan. Obat cacing untuk dewasa, seperti Albendazole atau Mebendazole, sangat efektif dan umumnya aman. Dokter akan menentukan jenis dan dosis obat yang paling sesuai. Sangat tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat cacing tanpa diagnosis yang jelas, karena gejala pencernaan kronis bisa jadi disebabkan oleh kondisi medis lain yang lebih serius.
Pencegahan tetap menjadi strategi terbaik. Menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat adalah kunci untuk melindungi diri dari infeksi. Selalu cuci tangan dengan sabun setelah dari toilet, sebelum makan, dan setelah berkontak dengan tanah. Masak semua daging hingga matang sempurna dan pastikan semua sayur serta buah dicuci di bawah air mengalir. Hindari minum air keran yang tidak dimasak. Gunakan alas kaki saat berada di luar ruangan dan sarung tangan saat berkebun. Informasi lebih mendalam mengenai penyakit tropis terabaikan, termasuk infeksi cacing, dapat ditemukan di situs organisasi kesehatan kredibel seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kesimpulannya, penting untuk membuang jauh-jauh anggapan bahwa infeksi cacing hanya milik dunia anak-anak. Gejala yang samar pada orang dewasa sering kali menutupi risiko kesehatan yang nyata, seperti anemia kronis dan kekurangan gizi. Jika Anda mengalami keluhan pencernaan yang tidak kunjung sembuh, kelelahan yang tidak dapat dijelaskan, atau penurunan berat badan, jangan ragu untuk mendiskusikan kemungkinan ini dengan dokter Anda. Melakukan pemeriksaan adalah langkah bijak untuk mendapatkan kepastian dan penanganan yang tepat, karena cacingan pada orang dewasa adalah kondisi medis yang nyata dan perlu diwaspadai.